Friday, July 5, 2013

Selayang Pandang



SMA NEGERI TEMPEH KABUPATEN LUMAJANG
SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDUDAYA LINGKUNGAN

SMA Negeri Tempeh merupakan salah satu Sekolah Standar Nasional (SNN) tipe A di Kabupaten Lumajang yang luas lahannya  17.580 m2 dengan  jumlah murid sebanyak ± 634 siswa/siswi  serta ± 50 guru. Lokasi sekolah tergolong strategis, walaupun berada di desa namun dilalui oleh jalur kendaraan umum, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat.
Bermodal dari kondisi fisik, jumlah siswa yang banyak, jumlah tenaga pendidik dan non kependidikan yang juga banyak, serta lokasi yang strategis, maka SMAN Tempeh secara berkelanjutan akan terus berupaya untuk dapat mengembangkan seluruh potensi seperti disampaikan. Tindakan konkretnya adalah berbenah diri melalui kebijakan – kebijakan yang dapat mendukung terciptanya sekolah menjadi tempat yang baik dan ideal, dimana peserta didik dan warga sekolah lainnya dapat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat digunakan sebagai dasar menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita – cita pembangunan berkelanjutan.
Di atas telah dikemukakan bahwa secara berkelanjutan SMAN Tempeh senantiasa berbenah diri hingga menjadi tempat yang baik dan ideal bagi seluruh warga sekolah. Strategi dan kebijakan yang mendukungnya adalah mewujudkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan. Kendati demikian, SMAN Tempeh menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut masih banyak aspek – aspek yang perlu dibenahi dan dikembangkan, antara lain kebijakan sekolah untuk mengembangkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan hidup, pengembangan  kurikulum berbasis lingkungan, pengembangan kegiatan yang berbasis partisipatif dan pengembangan dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah. Keempat hal tersebut secara holistik merupakan aspek penting yang seharusnya dikembangkan secara proporsional guna mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
Jika merefleksi kondisi nyata di SMAN Tempeh saat ini, maka dapat disampaikan empat aspek pendukung sekolah peduli dan berbudaya lingkugan masih banyak yang perlu dioptimalkan. Kebijakan sekolah untuk melaksanakan empat aspek tersebut belum lengkap.
Terkait dengan ini dapat disampaikan kondisi nyata sebagai berikut :
Mulai tahun 2006 SMAN Tempeh memiliki visi dan misi yang mengembangkan sikap sadar lingkungan yaitu “ Beriman, Berilmu, dan Berbudaya “. Dengan misi “ Menumbuh kembangkan sikap sadar lingkungan (darling) dalam pembelajaran yang berkelanjutan”. Dan mulai Tahun 2009/2010 ada perubahan Visi menjadi “Beriman, berilmu, Berbudaya dan Berwawasan Lingkungan”. SMAN Tempeh menyadari bahwa masih banyak kebijakan sekolah yang harus dikembangkan terutama berkaitan dengan peningkatan SDM di bidang PLH. Kegiatan rutin tahunan yang berkaitan dengan hari – hari lingkungan hidup terlaksana, terutama dalam kegiatan di lingkungan sekolah. Sekolah telah mengadakan himbauan hemat SDA. Himbauan secara tertulis berupa Tata Tertib, himbauan bersih MCK / lingkungan sekolah melalui kerja bakti, membersihkan kapling taman, lomba kebersihan kelas, membersihkan kamar mandi oleh siswa secara terjadwal, himbauan dilarang merokok di lingkungan sekolah, slogan-slogan budaya bersih dan sehat di lingkungan sekolah telah dilaksanakan,  sehingga tumbuh kesadaran semua warga sekolah.
Berkaitan dengan kurikulum sekolah yang berbasis lingkungan hidup mulai tahun pelajaran 2007/2008 sudah menjadi monolitik melalui mata pelajaran mulok (muatan lokal), yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup (bagi kelas X ) dan English For Tourism (bagi kelas XI dan XII). Dengan demikian, secara bertahap SMAN Tempeh telah memulai kegiatan ini dalam bentuk kepedulian dan berbudaya lingkungan Isu lokal yang menjadi topik pembelajaran LH diantaranya mengangkat isu pengolahan sampah, daerah resapan, lahan kritis, kelestarian hutan bambu, menggali kearifan budaya lokal dalam menjaga kelestarian alam, adanya hujan abu dari letusan Bromo, yang spesial khas Lumajang adanya pisang agung yang bisa bertahan beberapa bulan serta pasir Semeru dan pasir besi. Pengembangan materi LH dilaksanakan melalui berbagai cara diantaranya dengan diskusi, presentasi, observasi, dan praktek lapangan seperti penghijauan di jalur lintas selatan dan lereng gunung Lemongan. Sedangkan isu global/umum antara lain : pencemaran lingkungan, perubahan lingkungan, keanekaragaman hayati, banjir, pemanasan global, ozon dan penggundulan hutan. Pengembangan ini tertuang dalam RPP pada pendidikan  lingkungan hidup.
Terkait dengan pengembangan kegiatan yang berbasis partisipatif, kegiatan yang mendukung LH dikembangkan melalui kegiatan ekskul bagi kader-kader LH Green Care. Dengan menyebut dirinya Green Care Volunteer ( Kelompok Relawan Peduli Lingkungan) yang anggotanya semakin tahun semakin banyak. Jumlah anggota kader Green Care Volunteer tahun 2011/ 2012 mencapai 150 siswa yang terbagi dalam 18 kader Volunteer. Kegiatan rutin dari kader Volunteer yaitu melakukan aksi lingkungan setiap minggu , selain  melakukan aksi – aksi lingkungan pada hari – hari lingkungan hidup dan hari – hari libur Nasional yang meliputi membersihkan kelas dan lingkungan, kolam, kamar mandi perawatan Green House, pembibitan, komposting, biopori dan lainnya serta aksi yang sifatnya keluar seperti bakti sosial membersihkan dan merawat taman di jalan, kemah bakti sosial di hari lahan basah maupun lahan kritis ( Lereng Gunung Lemongan), pembersihan di Ranu Pane (Lereng gunung Semeru), serta mendukung program pemerintah (Aksi Satu Milyar Pohon) dengan penanaman pohon mahoni pada jalur lintas selatan Jawa Timur tepatnya daerah pantai selatan Lumajang sejauh 7 km secara bertahap. Sarana pendukung sekolah utamanya digunakan untuk melaksanakan pembelajaran LH. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Metode pembelajaran lingkungan adalah peralatan atau tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran lingkungan. Mendukung  aspek ini beberapa yang telah terlaksana antara lain : pembuatan kompos, penyediaan tempat sampah yang sudah dibedakan ( organik dan an organik ), laboratorium alam meliputi (rumah burung, kolam,tanaman langka dan taman sekolah). Supaya pembelajaran berlangsung nyaman dan lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat, sekolah menata ruang-ruang kelas dengan ventilasi udara yang cukup , mengatur cahaya ruang secara alami, memelihara dan mengatur pohon peneduh dan melaksanakan penghijauan secara seimbang. Sedangkan untuk menjaga kebersihan secara terus-menerus maka sekolah juga menyediakan tenaga khusus sanitasi sekolah, dan tenaga sanitasi sekolah ini juga melibatkan guru dan siswa. Upaya yang lain adalah penyusunan jadwal kegiatan membersihkan toilet oleh siswa, mengadakan air bersih yang mencukupi bagi warga sekolah, memelihara dan membersihkan drainase di dalam dan di lingkungan sekolah, termasuk sampah dan gulma. Juga tidak kalah pentingnya  himbauan hemat SDA, berupa sikap hemat listrik, air dan ATK.
                  
Pengalaman selama mengikuti program adiwiyata
Alhamdullilah , itulah ungkapan yang patut kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena SMA Negeri Tempeh ditakdirkan menjadi salah satu Sekolah yang Peduli dan Berbudaya lingkungan atau yang dikenal dengan Sekolah Adiwiyata, meskipun jauh sebelum ada program tersebut sekolah juga sudah melakukan kegiatan cinta lingkungan yaitu dengan lomba kebersihan kelas secara periodic. Dengan mengikuti program Sekolah Adiwiyata lebih banyak hal yang dapat dilakukan dan diperbuat demi menyelamatkan lingkungan terutama bumi yang hanya satu ini.
SMA Negeri Tempeh mengikuti program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan sejak tahun 2007/2008 dan masuk sebagai Sekolah Adiwiyata Propinsi saat itu, namun masih belum beruntung sebagai sekolah adiwiyata Nasional. Pada tahun berikutnya 2008/2009 dengan terus melakukan kegiatan peduli dan berbudaya lingkungan dapat diakui sebagai sekolah Adiwiyata Nasional dengan penghargaan Sekola Adiwiyata Calon / Model. Dan seiring dengan berjalannya waktu dan kegiatan peduli lingkungan terus dan terus dilaksanakan sehingga pada tahun 2009/2010 menjadi Sekola Adiwiyata Pratama, tahun 2010/2011 menjadi Sekolah Adiwiyata Madya serta tahun 2011/2012 menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri.
Sayangnya keberhasilan SMA Negeri Tempeh meraih Adiwiyata Mandiri belum diikuti oleh sekolah lain di Kabupaten Lumajang dan ini merupakan PR tersendiri bagi kami dan SMP Sukodono yang sudah meraih Adiwiyata mandiri di tahun sebelumnya serta dinas terkait. Alhamdullilah pada tahun 2012 telah dibentuk paguyupan sekolah Adiwiyata di kabupaten Lumajang, semoga ini menjadi wadah bagi sekolah – sekolah yang ingin berperan mejnadi sekolah peduli dan berbud
Tantangan yang utama menjadi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan adalah mengubah perilaku warga sekolah terutama siswa karena setiap tahun ada siswa baru, dan ini membutuhkan kesabaran dan ketelatenan kita sebagai pendidik. Selain itu yang perlu difahamkan adalah menanamkan kepada semua warga bahwa sekolah Adiwiyata bukan lomba, sehinga setelah tercapai sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri selesai kegiatanya, melainkan sebagai sekolah peduli dan berbudaya yang selamanya konsisten dalam melakukan kegiatan lingkungan.