SMA NEGERI TEMPEH KABUPATEN
LUMAJANG
SEKOLAH PEDULI DAN BERBUDUDAYA
LINGKUNGAN
SMA Negeri Tempeh merupakan salah
satu Sekolah Standar Nasional (SNN) tipe A di Kabupaten Lumajang yang luas
lahannya 17.580 m2
dengan jumlah murid sebanyak ± 634 siswa/siswi
serta ± 50 guru. Lokasi sekolah tergolong strategis, walaupun berada di
desa namun dilalui oleh jalur kendaraan umum, sehingga mudah dijangkau oleh
masyarakat.
Bermodal dari kondisi fisik, jumlah
siswa yang banyak, jumlah tenaga pendidik dan non kependidikan yang juga
banyak, serta lokasi yang strategis, maka SMAN Tempeh secara berkelanjutan akan
terus berupaya untuk dapat mengembangkan seluruh potensi seperti disampaikan.
Tindakan konkretnya adalah berbenah diri melalui kebijakan – kebijakan yang dapat
mendukung terciptanya sekolah menjadi tempat yang baik dan ideal, dimana
peserta didik dan warga sekolah lainnya dapat memperoleh segala ilmu
pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat digunakan sebagai dasar
menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita – cita
pembangunan berkelanjutan.
Di atas telah dikemukakan bahwa
secara berkelanjutan SMAN Tempeh senantiasa berbenah diri hingga menjadi tempat
yang baik dan ideal bagi seluruh warga sekolah. Strategi dan kebijakan yang
mendukungnya adalah mewujudkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan. Kendati
demikian, SMAN Tempeh menyadari bahwa untuk mewujudkan hal tersebut masih
banyak aspek – aspek yang perlu dibenahi dan dikembangkan, antara lain
kebijakan sekolah untuk mengembangkan sikap peduli dan berbudaya lingkungan
hidup, pengembangan kurikulum berbasis
lingkungan, pengembangan kegiatan yang berbasis partisipatif dan pengembangan
dan atau pengelolaan sarana pendukung sekolah. Keempat hal tersebut secara
holistik merupakan aspek penting yang seharusnya dikembangkan secara
proporsional guna mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan.
Jika merefleksi kondisi nyata di
SMAN Tempeh saat ini, maka dapat disampaikan empat aspek pendukung sekolah
peduli dan berbudaya lingkugan masih banyak yang perlu dioptimalkan. Kebijakan
sekolah untuk melaksanakan empat aspek tersebut belum lengkap.
Terkait dengan ini dapat
disampaikan kondisi nyata sebagai berikut :
Mulai tahun 2006 SMAN Tempeh
memiliki visi dan misi yang mengembangkan sikap sadar lingkungan yaitu “ Beriman, Berilmu, dan Berbudaya “. Dengan misi “
Menumbuh kembangkan sikap sadar lingkungan (darling) dalam pembelajaran yang
berkelanjutan”. Dan mulai Tahun 2009/2010 ada perubahan Visi menjadi “Beriman, berilmu, Berbudaya dan Berwawasan
Lingkungan”. SMAN Tempeh menyadari bahwa masih banyak kebijakan sekolah
yang harus dikembangkan terutama berkaitan dengan peningkatan SDM di bidang
PLH. Kegiatan rutin tahunan yang berkaitan dengan hari – hari lingkungan hidup
terlaksana, terutama dalam kegiatan di lingkungan sekolah. Sekolah telah
mengadakan himbauan hemat SDA. Himbauan secara tertulis berupa Tata Tertib,
himbauan bersih MCK / lingkungan sekolah melalui kerja bakti, membersihkan
kapling taman, lomba kebersihan kelas, membersihkan kamar mandi oleh siswa
secara terjadwal, himbauan dilarang merokok di lingkungan sekolah,
slogan-slogan budaya bersih dan sehat di lingkungan sekolah telah
dilaksanakan, sehingga tumbuh kesadaran
semua warga sekolah.
Berkaitan
dengan kurikulum sekolah yang berbasis lingkungan hidup mulai tahun pelajaran
2007/2008 sudah menjadi monolitik melalui mata pelajaran mulok (muatan lokal),
yaitu Pendidikan Lingkungan Hidup (bagi kelas X ) dan English For Tourism (bagi
kelas XI dan XII). Dengan demikian, secara bertahap SMAN Tempeh telah memulai
kegiatan ini dalam bentuk kepedulian dan berbudaya lingkungan Isu lokal yang
menjadi topik pembelajaran LH diantaranya mengangkat isu pengolahan sampah,
daerah resapan, lahan kritis, kelestarian hutan bambu, menggali kearifan budaya
lokal dalam menjaga kelestarian alam, adanya hujan abu dari letusan Bromo, yang
spesial khas Lumajang adanya pisang agung yang bisa bertahan beberapa bulan
serta pasir Semeru dan pasir besi. Pengembangan materi LH dilaksanakan melalui
berbagai cara diantaranya dengan diskusi, presentasi, observasi, dan praktek
lapangan seperti penghijauan di jalur lintas selatan dan lereng gunung
Lemongan. Sedangkan isu global/umum antara lain : pencemaran lingkungan,
perubahan lingkungan, keanekaragaman hayati, banjir, pemanasan global, ozon dan
penggundulan hutan. Pengembangan ini tertuang dalam RPP pada pendidikan lingkungan hidup.
Terkait dengan
pengembangan kegiatan yang berbasis partisipatif, kegiatan yang mendukung LH
dikembangkan melalui kegiatan ekskul bagi kader-kader LH Green Care. Dengan
menyebut dirinya Green Care Volunteer ( Kelompok Relawan Peduli Lingkungan)
yang anggotanya semakin tahun semakin banyak. Jumlah anggota kader Green Care
Volunteer tahun 2011/ 2012 mencapai 150 siswa yang terbagi dalam 18 kader
Volunteer. Kegiatan rutin dari kader Volunteer yaitu melakukan aksi lingkungan
setiap minggu , selain melakukan aksi –
aksi lingkungan pada hari – hari lingkungan hidup dan hari – hari libur
Nasional yang meliputi membersihkan kelas dan lingkungan, kolam, kamar mandi
perawatan Green House, pembibitan, komposting, biopori dan lainnya serta aksi
yang sifatnya keluar seperti bakti sosial membersihkan dan merawat taman di
jalan, kemah bakti sosial di hari lahan basah maupun lahan kritis ( Lereng
Gunung Lemongan), pembersihan di Ranu Pane (Lereng gunung Semeru), serta
mendukung program pemerintah (Aksi Satu Milyar Pohon) dengan penanaman pohon
mahoni pada jalur lintas selatan Jawa Timur tepatnya daerah pantai selatan
Lumajang sejauh 7 km secara bertahap. Sarana pendukung sekolah utamanya
digunakan untuk melaksanakan pembelajaran LH. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Metode pembelajaran
lingkungan adalah peralatan atau tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran
lingkungan. Mendukung aspek ini beberapa
yang telah terlaksana antara lain : pembuatan kompos, penyediaan tempat sampah
yang sudah dibedakan ( organik dan an organik ), laboratorium alam meliputi
(rumah burung, kolam,tanaman langka dan taman sekolah). Supaya pembelajaran
berlangsung nyaman dan lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat, sekolah
menata ruang-ruang kelas dengan ventilasi udara yang cukup , mengatur cahaya
ruang secara alami, memelihara dan mengatur pohon peneduh dan melaksanakan
penghijauan secara seimbang. Sedangkan untuk menjaga kebersihan secara
terus-menerus maka sekolah juga menyediakan tenaga khusus sanitasi sekolah, dan
tenaga sanitasi sekolah ini juga melibatkan guru dan siswa. Upaya yang lain
adalah penyusunan jadwal kegiatan membersihkan toilet oleh siswa, mengadakan
air bersih yang mencukupi bagi warga sekolah, memelihara dan membersihkan
drainase di dalam dan di lingkungan sekolah, termasuk sampah dan gulma. Juga tidak kalah pentingnya himbauan hemat SDA, berupa sikap hemat
listrik, air dan ATK.
Pengalaman
selama mengikuti program adiwiyata
Alhamdullilah
, itulah ungkapan yang patut kita haturkan kehadirat Allah SWT, karena SMA
Negeri Tempeh ditakdirkan menjadi salah satu Sekolah yang Peduli dan Berbudaya
lingkungan atau yang dikenal dengan Sekolah Adiwiyata, meskipun jauh sebelum
ada program tersebut sekolah juga sudah melakukan kegiatan cinta lingkungan
yaitu dengan lomba kebersihan kelas secara periodic. Dengan mengikuti program
Sekolah Adiwiyata lebih banyak hal yang dapat dilakukan dan diperbuat demi
menyelamatkan lingkungan terutama bumi yang hanya satu ini.
SMA Negeri
Tempeh mengikuti program sekolah peduli dan berbudaya lingkungan sejak tahun
2007/2008 dan masuk sebagai Sekolah Adiwiyata Propinsi saat itu, namun masih
belum beruntung sebagai sekolah adiwiyata Nasional. Pada tahun berikutnya
2008/2009 dengan terus melakukan kegiatan peduli dan berbudaya lingkungan dapat
diakui sebagai sekolah Adiwiyata Nasional dengan penghargaan Sekola Adiwiyata
Calon / Model. Dan seiring dengan berjalannya waktu dan kegiatan peduli
lingkungan terus dan terus dilaksanakan sehingga pada tahun 2009/2010 menjadi
Sekola Adiwiyata Pratama, tahun 2010/2011 menjadi Sekolah Adiwiyata Madya serta
tahun 2011/2012 menjadi Sekolah Adiwiyata Mandiri.
Sayangnya
keberhasilan SMA Negeri Tempeh meraih Adiwiyata Mandiri belum diikuti oleh sekolah
lain di Kabupaten Lumajang dan ini merupakan PR tersendiri bagi kami dan SMP
Sukodono yang sudah meraih Adiwiyata mandiri di tahun sebelumnya serta dinas
terkait. Alhamdullilah pada tahun 2012 telah dibentuk paguyupan sekolah
Adiwiyata di kabupaten Lumajang, semoga ini menjadi wadah bagi sekolah –
sekolah yang ingin berperan mejnadi sekolah peduli dan berbud
Tantangan yang
utama menjadi sekolah peduli dan berbudaya lingkungan adalah mengubah perilaku
warga sekolah terutama siswa karena setiap tahun ada siswa baru, dan ini
membutuhkan kesabaran dan ketelatenan kita sebagai pendidik. Selain itu yang
perlu difahamkan adalah menanamkan kepada semua warga bahwa sekolah Adiwiyata
bukan lomba, sehinga setelah tercapai sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri selesai
kegiatanya, melainkan sebagai sekolah peduli dan berbudaya yang selamanya
konsisten dalam melakukan kegiatan lingkungan.